Kamis, 18 Juni 2009

sEjaRah DaN perKembanGAn Audio VIsuaL

Perkembangan Munculnya radio ternyata mengilhami terciptanya media yang lebih kompleks. Yaitu dengan menggabungkan gambar dan suara yang kemudian disebut film. Awalnya masih diputar di bioskop berupa film bisu hingga bersuara. Sampai akhirnya tercipta televisi, beserta alat-alat perekam (camera), pemutar (CD/VCD/DVD Player) dan penyimpannya (VHS/CD) dari film dan musik (gambar dan suara).

MEDIA AUDIO/RADIO
Sejarah dan Perkembangannya

Audio/Radio | 1

Perkembangan Audio Radio
Teknologi rekaman accuistic pertama dikembangkan pada tahun 1877 oleh Thomas Edison. Dia memproduksi suku cadang “phonogrph” yang memainkan kembali ritme lagu “Mary Had a Little Lamb” dari rotasi silinder. Tahun 1882 Emilie Berliner menciptakan gramophon, yang menggunakan flat-disk yang disebut “rekam” (record) termasuk silinder. Edison dan Berliner berlomba pada industri rekaman.

Guglielmo Marconi, seorang pemuda Italia penerima nobel, sukses mengkreasikan Wirelles telegraph menggunakan gelombang radio untuk menyampaikan pesan dalam sandi menggunakan ledakan panjang dan pendek pada gangguan radio. Teknik ini menggunakan praktis awal menggunakan radio, sebuah langkah utama dalam mengembangkan radio. Pada tahun 1890, Marconi mencoba mempromosikan untuk menggunakan telegrap untuk bisnis dan militer pada penduduk asli Italia, tetapi pemerintah negaranya tidak tertarik. Marconi lebih sukses di Inggris, di sini Marconi mendapat pengakuan pada tahun 1896 dan di US pada tahun 1904, bakat bisnisnya mendominasi pemakaian pertama radio telegraph untuk dua cara berkomunikasi di tempat Marconi bekerja. Jenis radio ini pertama digunakan untuk mengkordinasikan pelayaran samudra antara negara-negara. Dimana kawat telegraph betul-betul tidak sampai. Perusahaan Telegraph Marconi mendirikan stasion radio, untuk menerima dan mengirimkan kembali signal telegrap samudra dari pelayaran atau perkapalan. Perusahaannya juga menghasilkan dan mengoperasikan peralatan untuk mengirim dan menerima pesan radio telegrap. Tahun 1913, Marconi mendominasi radio di Eropa dan United State.

Perkembangan yang menerima kesuksesan radio dengan audiens berkembang pada radio FM pada tahun 1960. FM memiliki ketelitian rekaman suara yang tinggi, tetapi secara esensial hanya dalam pemancar radio. Rekaman FM dan 331/3 rpm dipindahkan ke dalam suara stereo (dua bagian mengkoordinasikan saluran musik pada tahun 1960. Lagu-lagu panjang dimainkan, dengan mulai mempengaruhi jenis-jenis lagu yang direkam. Tetapi pertengahan sampai akhir 1960 banyak kelompok-kelompok musik populer merekam lagu-lagu yang lebih panjang dari pada typikal single sepanjang 2-3 menit. Kadang-kadang lagu-lagu itu diselipkan pada rekaman 45 rpm, tetapi sebagian besar penggemar kelompok mulai membeli album yang berisikan lagu-lagu hits.

Hak cipta musik, syndicat talk show dan intellectual property lainnya menjadi topik utama baik radio maupun rekaman. Ketika artis-artis merekam musik yang ditulis oleh seseorang, baik untuk menjual langsung sebagai rekaman atau siaran radio, mereka mendapatkan ijin dan membayar royalti, biaya bagi penulis-penulis yang menggunakan intellectual property. Distribusi musik atas internet memunculkan kesulitan hak cipta dan masalah intellectual property. Sebenarnya rekaman digital yang sempurna ditransmisikan ke internet, tape-digital, disc or CD yang dapat merekam. Mencari solusi untuk mencegah peng-copan dan transmisi illegal, sementara memungkinkan menjual musik secara legal melalui internet. Aturan hak cipta memerlukan pembayaran hak cipta oleh artis, termasuk pemutaran rekaman pada radio. Dua kelompok lisensi musik dunia The American Sociaty of Composer, Author, anf Publisher (ASCAP) dan Broadcast Music Incorporated (BMI) sebagai perantara antara rekaman artis dan stasion-stasion radio. Stasion-stasion memperoleh lisensi musik yang didengarkan oleh kelompok lisensi musik dalam keuntungan biaya. Biasanya pendapatan stasion-stasion besar satu sampai dua persen. ASCAP atau BMI membayar hak cipta, menurut frekuensi lagu yang diputar.

TELEVISI/ VIDEO | 2

Televisi
audio-visual-2Saat radio tengah berkembang sebagai media penyiaran utama di akhir tahun 1920-an dan film-film tengah dicoba dengan diperbincangkan, beberapa orang mulai memikirkan tentang bagaimana radio dan gambar jika disatukan. Para pemirsa menyukai film-film bergambar sama seperti mereka menyukai radio pada tahun 1920-1940. Muncul ide untuk menggabungkan keduanya.

Pada tahun 1920 dan 1930 teknologi televisi berkembang tahap demi tahap. Dan pada dekade selanjutnya, siaran televisi diputar di seluruh dunia. Penyiaran pertama di Inggris tahun 1935. Di Amerika pertama kali menyiarkan pertandingan base ball Columbia melawan Yale tahun 1939.

TV Kabel
Akhir tahun 1970 dan awal tahun 1980, industri film memulai meningkatkan keuntungan pada TV kabel dan sewaan videotape sebagai distribusi saluran baru. TV kabel sebagai sumber alternatif jaringan televisi, terutama untuk memperluas layanan oleh Home Box Office (HBO) tahun 1975. Saluran-saluran seperti HBO secara eksklusif banyak pada isi film yang akan datang. Satelit baru didasarkan Superstation kabel WGN dan WTASWOR, menggunakan film-film tua.

VCRS
Videocassete recorders (VCRS) meluas di rumah-rumah orang Amerika pada tahun 1980. Menggunakan VCRS sangat cepat. Orang menggunakan VCRS untuk merekam dan memutar pertunjukkan-pertunjukkan favorit di televisi beberapa film yang disewakan dari toko-toko video.

Bisnis penyewaan video dimulai dengan toko-toko penyewaan kecil yang tidak bergantung pada apapun, yang membeli stok video dari distributor. Akhirnya dikonsolidasikan secara meyakinkan dengan beberapa supermarket dan toko-toko lain yang menyewakan video, dan dengan penyewaan video yang meluas, seperti Blockbuster dan Hollywood video, memberikan banyak peluang bisnis.

Umumnya, industri film mulai memproduksi yang difokuskan pada kedekatan audiens. Setelah “massa” audiens berpindah ke TV, film mempunyai tujuan pada kelompok yang lebih spesifik. Untuk distribusi pertunjukkan pertama film bioskop, kebanyakan target film-film itu ditinggalkan khusus pada audiens, yang berumur 18-25 tahun yang masih keluar untuk ke bioskop.

Tentu, sebagaimana kita ketahui, sejarah film itu tidak berakhir dengan George Lucas. Akhir tahun 1990, industri film ditransformasikan oleh teknologi baru dan kekuatan pasar. Home video memiliki tenaga penggerak dengan pajak dari toko yang menyewakan video dan penjualan langsung video (terkenal sebagai sell through) melebihi penerimaan box office dua ke satu. Penyewaan video yang besar meminta pergantian keuntungan dari pembuat film. Biaya memproduksi film-film utama, sebagai produser berlomba melakukan yang lainnya dengan pengaruh khusus computer, dengan perkembangan biaya yang besar diharapakan audiens besar pula. Film membuat studio utama mulai bereaksi terhadap aliran-aliran (ad. Pengetahuan tentang fiksi, aksi petualangan) yang dapat “diterjemahkan” antar budaya. Tetapi diluar itu studio-studio utama, itu merupakan kebangkitan kembali kebebasan pembuatan film, sebagai teknologi komputer biaya “small film” dan menawarkan prospek pembuatan film terlepas dari tekanan keuangan.

Umumnya audiens film tidak lama menonton di rumah. Film merupakan tontonan utama pada televisi, kabel, atau video. Rata-rata jumlah waktu yang digunakan menonton film pada video telah berkembang dalam dekade akhir ini. Lebih 4/5 orang Amerika memiliki VCR di rumah. Lebih 3/5 orang Amerika menyewa video tape. Orang dewasa muda, khususnya keluarga usia muda, yang menyewa film yang berperan jahat, dan video anak-anak yang aliran/gayanya sangat populer. Rata-rata ibu rumah tangga mengeluarkan lebih $170 pertahun untuk menyewa dan membeli video caset. Menonton film di teater sekarang disenangi orang yang berumur antara 15 sampai 24, 1/3 yang ke bioskop paling kurang sekali sebulan, dibandingkan 1/5 dari semua orang dewasa. Meskipun proporsi orang dewasa muda lebih kecil yang menghadiri bioskop pada tahun sebelumnya, jumlah orang dewasa muda berkembang sebagai seorang baby “sangat berkembang” hebat, sehingga pembuat film terus menerus dipengaruhi oleh audiens muda.

FILM/SINEMATOGRAFI | 3
Di era film bisu (1903 sampai 1917), film cerita sejarah sangat berkembang. Film hitam putih yang dan masih bisu, tetapi ini tidak membatasi mereka berkreasi dan menghentikan untuk menceritakan sejarah. Justru membuat penonton mempergunakan imajinasi mereka. Musik di film dahulu ditampilkan oleh organist, yang bermain musik untuk mengarang lagu yang sesuai dengan komposisinya. Film-film sering meminjam atau alur cerita diadaptasikan dari novel.

Kebanyakan usaha-usaha awal pembuatan film membuat film cerita bergambar. Edison memikirkan bahwa orang-orang butuh gambar untuk mendengar rekaman suara. Asisten Edison yaitu Thomas Dickson mengadakan percobaan dengan film bersuara sebelum tahun 1895. Kebanyakan sistem sebelumnya menggantungkan player rekaman dikoordinasikan dengan film. Studio-studio tersebut pada awalnya enggan menginvestasikan ke dalam teknologi suara, sebagaimana film yang diproduksi di rumah-rumah. Studio kecil, Warner bersaudara, membuat komitmen untuk mengembangkan teknologi suara dan mendapat bantuan AT & TIS Western Eleectric Company. Mereka berhasil menciptakan film cerita pendek yang disebut The Vitaphone Preludes. Film-film “Utaphone” ke-4 mampu malampaui ketenaran “The Jazz Singer” pada tahun 1927.

Masa krisis aktor dan studio-studio digunakan untuk pembuatan film-film bisu yang ada ke dalam musik klasik Singing In The Rain (1952). Meskipun penonton merasa senang terhadap potensi-potensi baru film yang bersuara dan musik, beberapa artis belum terbiasa. Mereka merasa akting kurang mendapat penekanan. Saat kualitas vokal aktor mendapat kritikan. Tiba studio-studio terampil menggunakan pengaruh suara dan musik. Beberapa aktor dan aktris, seperti Suitney Greta Garbo, membuat transisi vokal.

Menurut survey, kebanyakan orang pergi ke Bioskop paling sedikit setiap minggu (sekali seminggu), kadang-kadang lebih. Setiap minggu mereka mendapatkan informasi dari warta berita, seperti berita-berita Fox’s Movietone News dan March of Time, yang menyediakan informasi tentang hiburan di dunia. Mereka menanti dari minggu ke minggu untuk menyaksikan apa yang akan terjadi pada Flash Gordon berikut atau serial pahlawan-pahlawan yang dimainkan sebelum film utama.

Kehadiran bioskop menghasilkan banyak uang, bioskop (gambar hidup) menjadi bisnis yang menguntungkan, depresi yang besar mematikan produser-produser kecil dan hampir 5000 bioskop teater. Secara aktual ketidakberuntungan memperkuat situasi ekonomi dan mengontrol beberapa studio besar, dan keputusan kebijakan produksi ada ditangan para eksekutif studio.

Tahun 1930, muncul pula organisasi studio yang agak bagus, munculnya 5 studio utama. Paramount, Locw’s / MGM, Warner Brother’s, Fox dan RKO. Studio-studio ini milik para eksekutif itu sendiri, mereka mendistribusikan pada bioskop teater, mengontrol produksi, distribusi dan pameran memungkinkan studio-studio yakin bahwa gambar hidup didistribusikan dan dimainkan secara luas, tetapi bentuk dikonstitusikan pada integrasi vertikal yang pada akhirnya menggambarkan perhatian bagi federal regulators concerned tentang kekuatan konsentrasi di studio-studio.

Hingga akhirnya sampai sekarang bermunculan film-film dengan genre yang beragam mulai drama, action, horor, komedi, dan yang lainnya. Selain itu muncul juga “trend-center” di bidang perfilm-an seperti Hollywood, Bollywood, Film eropa (inggris dan Perancis), Asia, dll. Masing-masing pusat memiliki gaya dan ciri masing-masing. Jika dahulu kita begantung hanya di bioskop jika ingin menikmati film dengan layar lebar, maka kini telah tercipta “home-teather” yang memungkinkan kita untuk dapat menikmatinya di rumah. Alat-alat canggih-pun telah ditemukan dan diciptakan guna mengakomodasi perkembangan media audio visual ini.

RENUNGAN | 3
Dengan melihat betapa semakin beragam, canggih dan modern media audio visual maka kita yang berkiprah di dunia pembelajaran dan pendidikan tentunya tertarik dan tertantang ubtuk memanfaatkannya di bidang keilmuan kita. Pengetahuan keilmuan, keterampilan penggunaan media dan sedikit kebijakan dalam memanfaatan media tersebut akan membawa kita kepada lingkungan belajar yang kondusif dan tidak konvensional.

“Radio dan Televisi, masing-masing memiliki karakteristik media yang berbeda. Pemanfaatan keduanya secara tepat dapat menciptakan proses dan hasil belajar yang maksimal”

DAFTAR RUJUKAN

* Mangunhardjana, A Mardija. 1976. Mengenal Film. Yogyakarta: Kanisius
* Boggs, Joseph M. 1986. The Art of Watching Film.
* Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University Press
* Smaldino, Sharon E. ..(et al). 2005. Instructional Technology and Media for Learning (8th ed). New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall
* Romli, Asep Syamsul M. 2004. Broadcast Journalism. Bandung: Nuansa.

mEngeNal LeBih DaLAm tentaNg kaMera

Kamera terdiri dari dua jenis, yang pertama dikenal dengan Kamera Docking, yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu: lensa kamera (bagian depan), Camera Head (bagian tengah), VCR (bagian belakang). Sedangkan yang kedua adalah Kamera Camcoder, yang terdiri dari dua bagian utama yaitu; Lensa dan VCR yang menjadi satu.

Lensa, lensa itu tersusun dari tiga bagian utama yaitu Ring focus, ring focus sangat berkaitan dengan ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field), berikutnya adalah Zoom, zoom ini sendiri berkaitan dengan jarak subjek dengan lensa (focal length). Zoom menjadi dua yaitu Zoom In (gambar mendekat) dan Zoom Out (gambar menjauh). Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain:

*

Lensa normal, berukuran focus sepanjang 50mm atau 55mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
*

Lensa lebar (wide lens), biasanya mempunyai lebar focus 16-24mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan, atau ruangan yang sempit.
*

Lensa tele, adalah lensa yang memiliki focal length (jarak antara objek dengan lensa) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.


Iris/Aperture/ Diafragma atau Bukaan Lensa adalah pencarian pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Ada beberapa ukuran pencahayaan pada lensa kamera, dimana ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 dan (bukaan kecil) 4-5.6-8-11 dan 22.

Fungsi Iris menjadi hal yang final dalam pencarian pencahayaan yang terbaik.

Fasilitas Camera ada beberapa yang kita perlu ketahui yaitu Extender, extender adalah fasilitas pada lensa yang berfungsi mendekatkan jarak objek sebanyak 2x lipat. Yang diikuti dengan pengaturan Iris sebanyak 1 ½ stop.

Gain, Gain adalah level pengangkatan cahaya yang terdiri dari tiga level yaitu low, medium dan high. Untuk mengatur ketinggan level Gain dapat kita lakukan jika pencahayaan yang kita butuhkan sangat kurang. Level Gain sendiri terdiri mulai dari dua katagori 0 db s/d 9 db dan 12/18 db.

Perlu diingat jangan pernah memaksakan diri untuk menggunakan gain 18 db, hal ini akan menyebakan pengahasilan gambar yang tipis atau coral (berbintik-bintik).

Zebra, Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya yang tinggi, tentunya kita mengatur iris/diafragma. Zebra bisa memandu sang Juru Kamera guna mengetahui gambar yang di take sudah focus atau tidak.

Jika bagian kamera sudah kita kuasai tentunya beberapa istilah dalam menggunakan kamerapun wajib kita ketahui.

Color Bars, Color Bars berfungsi sebagai pengatur gelap terang suatu objek dan juga mengatur color balance. Dan dikenal juga sebagai awalan dari rekaman gambar kita.

Time Code (TC), Time Code berfungsi sebagai pencatat durasi gambar kita dalam kamera. Ini sangat berguna tatkala kita melakukan pencarian gambar saat editing.

Auto White Balance (AWB) atau (WB), White Balance adalah syarat mutlak bagi disaat memulai mengoperasikan camera. AWB atau WB berguna menjauhkan satu warna yang dominant atau bad color (bluish, redish, yellowish atau greenish)

Satu lagi yang sama pentingnya dengan AWB atau WB adalah Auto Black Balance (ABB) atau (BB), Black Balance merupakan setting camera untuk mencari kualitas gambar yang sempurna dari camera yang kita gunakan.

Set Up Audio, Setting Audio menjadi bagian penting dalam pencarian kualitas suara untuk film kita nah audio setting dapat kita lakukan baik pada Atmosfir Mic yang ada pada kamera atau ExternaL Audio.

Ide dan Kemera sudah kita ketahui tentunya hal yang perlu kita lakukan tentunya Camera siap di operasikan tapi ada beberapa dasar lainnya yang perlu dipunyai oleh juru kamera dan wajib dikuasai oleh Sutradara film dokumenter.

Komposisi, Komposisi merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, dimana objek menjadi pusat perhatian. Dimana dalam merekam objek tentunya harus mempunyai rasa (sense of art), kreatifitas.

Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :

*

Sepertiga bagian dari komposisi (rule of thirds), pada aturan umum, komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek yang menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagian tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang.
*

Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar (angle of view), dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek) sudut dari atas, bawah, samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
*

Dalam Komposisi Gambar terdapat dua bagian yakni Background (BG) dan Foreground (FG).
*

Background dan Foreground adalah benda-benda yang berada dibelakang atau didepan objek inti dari suatu visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.

Nah untuk mengahasilkan shot-shot tertentu kiranya kita harus mengetahui shot list yang ada pada konsep film dokumentar kita.

Berikut istilah Camera dan Fungsi yang harus diingat pada saat Camera akan di fungsikan :

Shutter Speed

Pengaturan Shutter Speed sangat bergantung pada berapa ukuran iris/diafragma yang kita gunakan. Shutter Speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Guna mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk kedalam emulsi film (jangka waktu transmisi sinar) kita menggunakan Shutter Speed.

Shutter Speed memiliki satuan angka mulai dari B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi, maka gambar yang terekam akan terlihat jelas/terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur atau berbayang.

Filter

Filter terdiri dari 4 pilihan. Filter umumnya terbagi dari empat bagian antara lain:

3200 K, digunakan untuk indoor yang memiliki pencahayaan rendah atau sumber cahaya yang dominant kuning (tungsten).

5600 K + ¼ ND (neutral density), digunakan untuk outdoor yang mempunyai sumber cahaya matahari terik (toplight).

5300 K, digunakan untuk outdoor dan indoor dengan sumber cahaya dominan putih atau cahaya kebiruan (daylight).

5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik (Over Light).

Pencahayaan atau tata cahaya adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam penggunaan pencahayaan dengan pengaturan diafragma serta shutter speed sangat penting diperhatikan. Dimana dalam menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan Shutter Speed akan menghasilkan gambar dengan tata pencahayaan yang terbaik.

Ada 2 jenis Tata Cahaya yang utama yang sering dipakai, yaitu :

High Key, High Key sendiri adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative sedikit berbayang. Namun ini menjadi penting dimana bisa memberikan pilihan gambar yang lain. Dimana ada sedikit bagian yang gelap sebagai indikasi bahwa high key bukan karena over exposed.

Low Key, Low Key adalah sebaliknya, dimana bagian-bagian yang pokok diberikan cahaya cukup namun ada bagian lainnya terdapat bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.

Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai :

*

Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light.
*

Fill Light, tujuannya untuk mengisi (Fill) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunkan sumber cahaya yang soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.
*

Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek, untuk memberi cahaya diatas pundak atau diatas kepala.
*

Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia akan menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.

Point Shooting Camera

Camera Angle atau sudut pengambilan gambar yang ditentukan oleh blocking kamera, yang umum yang selalu digunakan ada 3 sudut

High Angle, sebuah sudut pengambilan gambar oleh kamera dari atas objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan pendek.

Low angle, sudut pengambilan gambar dari bawah objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas atau terkesan tinggi.

Eye level, sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan pandangan mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi.

Selain itu ada juga beberapa sudut pengambilan gambar yang dipakai, antara lain,

Bird eye, sudut pengambilan gambar top high, dengan menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor burung.

Frog eye, sudut pengambilan gambar top low, menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor katak.

Over shoulder, pengambilan gambar dari belakang bahu.

Establish/General shot, gambaran umum sebagai shot pengenalan dari cerita utama atau main story.

Inter cut/ Cut away, merupakan gambar-gambar penyela untuk menyembunyikan jumping atau memotong suatu aksi.

Reverse shot, gambar di ambil dari sudut lawan main, tanpa melanggar garis imajiner.

Detail shot, sebaiknya dibuat dengan memadukan unsur kekuatan insting dengan unsur keindahan. Gunakan arrow angle dengan memperhatikan jarak. Perbandingan yang cukup baik dengan membuat detail shot.

Ok Friends aku sedikit memberikan beberapa defenisi yang berkaitan dengan Film dan Kamera.

Soft focus : gambar yang terekam tidak 100% tajam.

Out focus : gambar yang terekam tidak tajam sama sekali.

In focus : semua gambar terekam dalam keadaan baik.

Sharp : gambar yang terekam 100% tajam hingga tampak detailnya.

Under exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang kurang.

Over exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang berlebihan.

Depth of Field: daerah kedalaman dan ketajaman gambar, semakin pendek depth of fieldnya, gambar yang dihasilkan semakin baik, karena gambar dibelakang akan terlihat soft focus atau bahakan out of focus.

Focal length : jarak antara objek dan lensa.

Zoom in : gerak lensa mendekati objek.

Zoom out : gerak lensa menjauhi objek.

Track in : gerak kamera mendekati objek.

Track out : gerak kamera menjauhi objek.

Pan : gerak kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

Tilt : gerak kamera dari bawah ke atas atau sebaliknya.

Shot Size (Ukuran Shot)

Very Long Shot (VLS) : Ukuran shot dari kepala sampai kaki dengan ruang gerak objek yang luas. Fungsi shot ini sebagai shot pengenalan/ establish shot.

Long Shot (LS): Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek yang sempit.

Medium Long Shot/Full Shot(MLS/FS) : Pengambilan gambar dari kepala hingga kaki.

Medium Shot (MS): Pengambilan gambar dari batas pinggang hingga kepala.

Medium Close Up (MCU): Pengambilan gambar dari batas siku tangan hingga kepala.

Close Up (CU): Pengambilan gambar dari atas dada hingga kepala.

Big Close Up (BCU): pengambilan gambar dari dagu hingga dahi.

Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar detail pada bagian tertentu di wajah, misalnya, bibir atau mata.

Shot-shot deskriptif: Adalah istilah penggunaan shot yang lebih variatif, seperti, pan shot, follow shot, tracking shot, low shot, high shot, reverse shot, tilt up and tilt down shot, tilt dutch shot dan over shoulder shot.

1.

Jangan melanggar garis imajiner (Imajiner Line)/Directional Line. Bila hal ini dilakukan, maka gambar akan terkesan tabrakan atau bolak balik, atau disebut juga Jump Shot.
2.

Perhatikan Head Room, ruang yang cukup di bagian atas kepala.
3.

Perhatikan Looking Room, ruang pandangan mata yang berimbang.
4.

Perhatikan Nose Position, tetapkan posisi hidung tepat berada di titik tengah layer televise.
5.

Hindari Sporius Object, benda-benda yang mengganggu komposisi.
6.

Semua gambar yang kita rekam harus memiliki Motivasi dan informasi.
7.

Perhatikan Continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang hilang, sehingga alur ceritanya utuh.

Peralatan Pendukung Camera

Tripod, Tripod (Kaki Camera) Tripod kamera merupakan peralatan yang terpisah dari kamera namun dianya merupakan peralatan tambahan yang menjadi penyokong fungsi kamera dalam peroperasian. Tinggi tripod sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. film cerita sangat memperhatikan ketinggian kamera lensa, dengan menata kaki kamera (tripod) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan dokumenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera (finder). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.

Reflektor, Reflektor adalah kanvas yang berfungsi sebagai pemantul cahaya yang bisa memberikan efek cahaya tambahan yang berguna untuk memberikan citra yang lebih baik pada sujek yang akan di shot.

Shoot List, Shoot List adalah catatan yang terdiri dari rangkaian gambar yang direkam untuk proses editing.

Tipe pita kaset kamera

Kamera handycam terdiri dari beberapa format kasetnya :

> Video 8 > Hi-8 > Digital 8
> VHS-C > S-VHS-C > Mini DV
> DVCam

Kamera Professional Broadcast terdiri dari beberapa jenis :

> Hi-8 Pro > S-VHS > U-matic
> Betacam > DVCPro/DVCam > Digital-9
> Digital Betacam > Memori Hardics.

Masing-masing jenis kamera memeliki kemampuan serta fungsi yang tidak sama antara satu kamera dengan jenis kamera lainnya. Ini dikarenakan setiap kamera memiliki kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang memiliki perbedaan kwalitas.
Kecepatan film

Kecepatan film adalah istilah dalam fotografi untuk mengukur tingkat sensitivitas atau kepekaan film foto terhadap cahaya. Film dengan kepekaan rendah (memiliki angka ISO rendah) membutuhkan sorotan (Inggris: exposure) yang lebih lama sehingga disebut slow film, sedangkan film dengan kepekaan tinggi (memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan exposure yang singkat.
Skala kecepatan film ISO

Standarnya dikenal dengan ISO 5800:1987 dari International Organization for Standardization (ISO) yang menetapkan skala linear dan skala logaritmik untuk mengukur kecepatan film. Skala linear ISO dikenal dengan ASA.

Jika sudah kita mengenal dan mengusai prilaku kamera kita tentunya kita juga harus memiliki standart kusus pada rekaman yang layak dilihat dan disimpan

Rekaman film kita dikatakan layak jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Syarat-syarat ini hanya bisa diabaikan jika rekaman tersebut memiliki nilai tertentu (penting dan/atau menarik) atau mengabadikan peristiwa atau adegan yang istimewa.

Sebagaimana fotografi, dunia videografi juga memiliki kaidah-kaidah baku yang berkaitan dengan komposisi dan penataan subyek dalam bingkai gambar (frame). Kaidah-kaidah ini menjadi semacam gramatika tersendiri dalam komunikasi antara videografer dengan penonton karya-karyanya. Dalam proses produksi, kaidah-kaidah ini juga menjadi acuan kesepahaman antara seorang produser, sutradara, penulis naskah, kameraman, dll. Sebuah rekaman video dikatakan layak untuk dinikmati jika disajikan dengan mengikuti kaidah-kaidah baku dalam dunia videografi, yang secara umum tidak berbeda jauh dengan yang berlaku dalam dunia fotografi.

MeNgenAL KaMeRA MovIe


Pada dasarnya setiap camera video terdiri dari 3 bagian,yaitu:
1.Lensa
2.Body Camera
3.VTR/recorder
Lensa mempunyai fungsi menangkap obyek secara optik yang menghasilkan gambar dan di teruskan ke permukaan tabung kamera(natinya oleh tabung camera di ubah lagi dari optik ke elektrik).
Jenis lensa di bedakan menurut panjang focalnya (jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus)

JENIS LENSA
1.Lensa normal
lensa ini biasa di sebut lensa standart karena gambar yang di hasilkan bersifat biasa dan datar tidak ada distorsi/melengkung.
2.Lensa tele
lensa dgn focal length panjang,jika menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat sehingga kedalaman menjadi kurang.Keuntungan menggunakan lensa ini kita dpt mengambil gambar dari jarak jauh,ruang tajam yang sempit sehingga obyek terlihat lebih jelas.Kerugiannya di samping kedalamnya kurang,goyangan sangat terasa pada hasil rekaman.
3.Lensa wide
lensa dgn focal length pendek,dapat mengambil gambar dgn sasaran yang lebih luas,namun penggunakan lensa wide ini memberikan efek distorsi/melengkung

BODY CAMERA
Body camera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang di hasilkan lensa menjadi sinyal elektrik.
Di body camera ini biasanya juga di lengkapi dgn beberapa fasilitas camera seperti: white balance,shuuter speed,digital efek dll tergantung jenis camera dan kebutuhannya

VTR/RECORDER
Vtr berfungsi sebagai alat perekam gambar dan suara
Di beberapa camera ada yg recordernya terpisah namun ada juga yang menyatu dgn body camera,kelebihan jika recordernya jadi satu adalah keringanan dan efesiensi waktu.

KiSah ManoHarA diPAksA beRhuBunGAn intiM saAt MenstruaSi

Heboh model Cantik Manohara dapat perlakuan tidak baik dari suaminya Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra, ini mengundang banyak pihak yang prihatin. Salah satunya adalah sahabat dari Manohara sendiri, Radytia Argoebie.

Radytia menyebutkan kalau pernikahan Manohara terbilang cepat, apalagi umur Manohara ketika itu terbilang masih dini.

"Manohara dinikahi Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra disaat umurnya belum 17 Tahun". ujarnya. Selain itu Radiytia juga menyatakan bahwa Mano kerap dianggap sebagai properti, dan bukan istri. Tak hanya itu, Tengku Fakhry memperlakukan Mano dengan kasar.

"Seharusnya Manohara sebagai istri dihargai. Tapi Manohara tidak diperlakukan sebagai seorang istri. Dia perlakukan Manohara sebagai pajangan si Tengku itu.

Bahkan, pada saat bulan madu, waktu Manora sedang mesntruasi tentu tidak bisa melayani suami, Tengku bilang Kamu tidak berguna. Kamu kan sebenarnya properti saya," demikan Radytia mengenang sahabatnya itu. (kck/pit)

KisaH mNa

Heboh model Cantik Manohara dapat perlakuan tidak baik dari suaminya Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra, ini mengundang banyak pihak yang prihatin. Salah satunya adalah sahabat dari Manohara sendiri, Radytia Argoebie.

Radytia menyebutkan kalau pernikahan Manohara terbilang cepat, apalagi umur Manohara ketika itu terbilang masih dini.

"Manohara dinikahi Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra disaat umurnya belum 17 Tahun". ujarnya. Selain itu Radiytia juga menyatakan bahwa Mano kerap dianggap sebagai properti, dan bukan istri. Tak hanya itu, Tengku Fakhry memperlakukan Mano dengan kasar.

"Seharusnya Manohara sebagai istri dihargai. Tapi Manohara tidak diperlakukan sebagai seorang istri. Dia perlakukan Manohara sebagai pajangan si Tengku itu.

Bahkan, pada saat bulan madu, waktu Manora sedang mesntruasi tentu tidak bisa melayani suami, Tengku bilang Kamu tidak berguna. Kamu kan sebenarnya properti saya," demikan Radytia mengenang sahabatnya itu. (kck/pit)

HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA, MAHASISWA TERSIKSA


Tepat 2 hari setelah memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan peraturan sendiri selama 1 hari penuh guna ikut memperingati hari Lingkungan hidup Sedunia itu sendiri. Keputusan Rektor yang harus dilaksanakan oleh seluruh Civitas Academica itu adalah STOP ASAP ROKOK, STOP KENDARAAN BERMOTOR, DAN STOP SAMPAH. Meskipun kegiatan ini sangat bagus, namun Mahasiswa merasa risau dan galau dengan adanya keputusan kampus yang mendadak itu. Apalagi Keputusan Mengenai peraturan STOP KENDARAAN BERMOTOR dianggap tidak efektif dan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Bukan hanya mahasiswa saja yang tidak mengindahkan peraturan tersebut namun, tidak sedikit pula para dosen yang menyalahi keputusan Rektor tersebut.Tidak sedikit ditemui para mahasiswa dan dosen, serta karyawan kampus menggunakan kendaraan bemotor untuk memasuki kawasan kampus. Sehingga, masjid A.R. Fahhrudin yang seharusnya hanya untuk ditempati oleh kendaraan tamu, beralih fungsi menjadi penuh kendaraan mahasiswa, dosen, serta karyawan kampus untuk menitipkan kendaraan mereka selama beraktifitas di dalam kampus. Hal itu jelas saja terjadi karena memang tempat tinggal para mahasiswa juga banyak yang jauh dari kampus. Para mahasiswa yang menempati tempat kost yang jauh dari kampus pun juga rela–relaan untuk mengantarkan dan menjemput teman-teman 1 kost mereka. Mereka menganggap hal ini lebih efisien karena bila mereka naik angkot atau kendaraan umum lainnya, maka mereka akan mengeluarkan banyak uang hanya dalam 1 hari saja. Tapi, memang benar kegiatan ini sangat tidak efisien karena dengan diadakannya peraturan seperti itu, mahasiswa banyak yang memutuskan untuk tidak masuk kuliah karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan untuk jalan kaki ataupun juga menaiki kendaraan umum yang melintasi kampus.

REKTOR CERDAS, KAMPUS TERLIHAT TERANG


Dr. Muhadjir Effendy, M.AP. bukanlah orang yang asing di Universitas Muhammadiyah Malang. Sosok kader Muhammadiyah yang dinilai cerdas ini menduduki posisi yang sangat penting di Kampus Putih. Dengan predikat Doktor serta pemikiran –pemikiran yang kreatif dan terus berfikiran maju dia mampu memimpin Kampus ini dari Perguruan Tinggi Swasta yang tadinya biasa-biasa saja menjadi sebuah Kampus yang Luar Biasa di dunia masyarakat dan dunia bisnis ataupun pekerjaan.

Banyak sekali perubahan-perubahan yang dia hasilkan selama menjadi seorang Rektor di Kampus Universitas Mumammadiyah Malang. Tidak sedikit pula prestasi-prestasi yang diraih oleh anak didik, karyawan, serta kampus yang dinaunginya itu. Saat ini masyarakat juga sudah banyak menerima dengan baik keberadaan Kampus yeng terletak di kaki Pegunungan ini. Banyak juga para siswa-siswi SMA di seluruh penjuru Tanah Air memutuskan untuk dapat melaksanakan study banding di kampus ini, mereka juga sering memanfaatkan kampus untuk berekreasi. Karena memang selama dipegang oleh Dr. Muhadjir Effendy,M.AP Universitas Muhammadiyah Malang ditata dengan apik bersih dan indah, sehingga sering disebut dengan “Wisata Kampus”.

Suasana yang nyaman, dengan banyaknya tanaman serta pemandangan dibuat agar mahasiswa Muhammadiyah Malang dapat belajar dengan nyaman dengan situasi yang tenang dan menyejukkan. Sehingga diharapkan Mahasiswa tidak akan merasa jenuh jika berada di dalam kampus.

Tidak hanya keindahan kampus saja yang diperhatikan oleh rektor ini, fasilitas berteknologi maju yang lengkap pun juga dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Malang agar Mahasiswa UMM tidak menjadi mahasiswa yang GAPTEK (Gagap Teknologi), sehingga bisa menghasilkan penerus bangsa yang bermanfaat jika terjun di masyarakat nantinya.